twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Minggu, 20 Oktober 2013

Seputar Kesehatan

Asal Muasal Virus HIV
“Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.” (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika – Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).

Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.
Teori” Monyet Hijau
1.Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.
2. “Pohon keturunan” filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui “supercomputer” di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah “melompati spesies’, dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.

Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”, faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum.”
Namun dalam hal ini banyak sekali perbedaan pendapat mengenai asal muasal virus tersebut. Namun dari beberapa konsep yang telah di sampaikan oleh banyak penemuan beberapa diantarnya memang sangat berkaitan.
Dalam hal ini virus tersebut masih sangat di indentikkan dengan virus yang dibawa oleh sinpanse hewan sejenis kera atau orang utan. namun pembawa, penyebab khusus dari pada virus tersebut masih belum diketahui hingga saat ini, berikut beberapa konsep mengenai asal muasal vrus HIV :

Asal usul HIV ditemukan

Sebuah penelitian mengatakan asal muasal virus HIV ditemukan dari simpanse liar di kawasan selatan Kamerun.
Virus itu disebut SIVcpz (Simian Immunodeficiency Virus dari simpanse) diduga menjadi sumber, tapi sejauh ini virus ini hanya ditemukan pada hewan peliharaan.
Namun, sebuah tim peneliti internasional telah mengidentifikasi penghasil alami virus SIVcpz pada hewan yang hidup di alam liar.
Diduga, virus ini menyebar pertama kali pada para pemburu simpanse. Kasus pertama ditemukan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, pada 1930..
Para ilmuwan yakin, jarangnya ditemukan kasus penyakit ini dan kenyataan bahwa gejala AIDS pada tiap orang berbeda, menunjukkan mengapa baru 50 tahun kemudian virus itu mendapatkan namanya.
Tim yang di dalamnya termasuk tim ahli dari Universitas Nottingham, Montpellier dan Alabama ini, telah bekerja selama sepuluh tahun untuk mencari sumber HIV.
Saat virus SIVcpz hanya ditemukan pada hewan ternak, kemungkinannya adalah ada makhluk hidup lain yang menjadi sumber alami HIV dan SIVcpz.
Test gen
Penelitian ini dilakukan bersama para ahli dari proyek perlindungan kawasan selatan Kamerun (PRESICE). PRESICE terlibat dalam meneliti kotoran simpanse yang dikumpulkan dari kawasan hutan terpencil.
Pengumpulan kotoran ini sangat berguna karena Universitas Alabama dapat menentukan sekuen genetik dari virus simpanse ini, yang kemudian dapat dicari dalam sampel kotoran.
Hasil uji coba laboratorium mendeteksi antibodi spesifik SIVcpz dan informasi genetik yang terkait dengan virus yang ditemukan pada 35 persen simpanse di beberapa kelompok.
Semua data yang didapat kemudian dikirim ke Universitas Nottingham untuk dianalisa. Hasil penelitian mengungkap hubungan genetik yang sangat dekat antara sampel dan rantai HIV.
Simpanse di tenggara Kamerun diketahui memiliki virus yang sangat mirip dengan virus HIV yang kini tersebar di seluruh dunia itu.
Para ilmuwan mengatakan, selainmengungkap misteri tentang asal virus itu, temuan ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut.
Namun, virus SIVcpz belum menyebabkan penyakit-penyakit yang disebabkan AIDS pada simpanse. Sehingga para ilmuwan tengah mengungkap mengapa hewan-hewan ini tak menderita gejala-gejala AIDS seperti dialami manusia, yang secara genetis sangat serupa.
Hubungan dekat
"JIka Anda menganggap HIV muncul sekitar 75 tahun lalu, kemungkinan ada sejumlah virus lagi yang akan membuktikan hubungan lebih dekat dengan virus yang diderita manusia."
Paul mengatakan tim peneliti tengah berupaya untuk memahami perbedaan genetik antara virus SIVcpz dan HIV yang berevolusi akibat adanya lompatan spesies.
Keith Alcorn dari Aidsmap mengatakan: "Para peneliti telah menetapkan lokasi spesifik yang diyakini sebagai tempat virus HIV berasal."
"Namun, ada kawasan luas di Afrika Barat dkimana bentuk lain SIVcpz ditemukan dan juga kemungkinan bisa menjangkiti manusia."
Direktur Kebijakan Lembaga Nasional Aids Yusef Azad mengatakan: "Hasil penelitian ini menjadi menarik jika semua penemuan soal sejarah dan asal usul HIV dapat digunakan untuk mengembangkan vaksin HIV."

Seperti yang telah dilansir oleh LisVers, virus HIV AIDS pertama kali ditemukan pada simpanse. Dulu, virus ini disebut dengan virus HIV-1. Lalu, tidak berapa lama kemudian, ditemukan seekor monyet yang mengidap virus yang sama dan diberi nama HIV-2. Tidak diketahui awalnya kenapa virus HIV-1 tersebut menyerang manusia.
Virus HIV menyerang manusia sekitar tahun 1931, pada waktu itu virus ini lebih mudah dikendalikan karena sistem imune manusia lebih kuat dibanding hewan. Namun, ternyata virus HIV ini bermutasi dan berkembang menjadi sebuah virus yang sangat mematikan dan dapat menyerang sistem imune tubuh manusia.

Kasus HIV AIDS pertama pada manusia
Pada tahun 1959, ditemukan kasus HIV AIDS pertama kali menjangkit manusia, dan terjadi di Kinshasah, Kongo. Dan tidak berapa lama, virus ini menyebar ke Atlantika, dan salah satu pemuda di Missouri, Amerika, yang bernama Robert Rayford terjangkit virus ini. Pada tahun 1969, pemuda ini kemudian meninggal dunia karena AIDS.
Dan virus HIV AIDS telah menyebar hingga ke wilayah Eropa pada tahun 1977. Korban pertamanya adalah seorang pelaut yang bernama Arvid Noe.  Kemudia virus ini menyebar dengan cepat ke benua lain, dan salah satu penyebaran disebabkan oleh penggunaa jarum suntik bekas.
Virus HIV Berkamuflase
Para ilmuwan mengatakan bahwa virus ini adalah virus yang cerdas karena mampu berkamuflase di dalam tubuh manusia. Virus HIV berpura-pura menjadi nutrisi dalam tubuh, ketika sistem tubuh mengijinkan virus ini masuk ke dalam tubuh, daia akan menyerang dan merusak sistem imune. Inilah yang membuat kebanyakan penderita HIV tidak dapat bertahan lama setelah terjangkit virus ini.
Riset dan penyembuhan
Para ilmuwan di seluruh dunia sampai saat ini masih melakukan pencarian vaksin atas virus HIV AIDS. Ada beberapa kasus yang sangat menarik tentang penyembuhan virus ini. Seperti kasus yang dialami oleh seorang penderita HIV AIDS yang bernama Timothy Brown.
Pada waktu itu, Timothy didiagnosa menderita penyakit kanker darah (leukimia), dan dokter yang merawatnya memberikan saran untuk transplantasi sumsum tulang belakang. Kemudian dokter menemukan seorang donor yang gennya ternyata mengandung anti AIDS. Setelah proses tranplantasi selesai dilakukan, ternyata Timothy dinyatakan sembuh dari HIV. Namun sampai saat ini para ahli masih belum menemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan HIV AIDS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat berharga bagi saya..yang segan silahkan berkomentar !